Jumat, 27 Januari 2012

Materi IPS Kelas 5 SD



MENGHARGAI KEANEKA RAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA INDONESIA



Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Setempat
Dalam mengerjakan kegiatan di atas, mungkin kamu akan menuliskan beberapa suku bangsa. Mungkin juga kamu menuliskan nama – nama yang asing. Nama – nama itu tidak ada dalam tradisi keluargamu. Apa yang dapat kamu pelajari dari kegiatan di atas? Kegiatan di atas menunjukkan ada keragaman suku bangsa di sekitar kita. Mari kita mulai dari ruang kelas. Ada berapa siswa di kelasmu? Mungkin jumlah siswa di kelasmu tidak lebih dari 40 anak. Tapi di sana ada keragaman. Mungkin ada temanmu yang berasal dari Sumatera. Dia dari suku Melayu. Mungkin ada juga dari suku Batak. Ada juga temanmu dari Bali. Ada yang datang dari suku Bugis, Dayak, Ambon, atau Papua. Kamu bersama – sama ada di kelas dan belajar bersama. Di lingkungan rumahmu juga demikian. Mungkin tetanggamu berasal dari suku Batak atau Jawa. Mungkin tetanggamu berasal dari suku Melayu, Ambon, Flores, dan seterusnya. Orang tuamu dan mereka semua tinggal sebagai anggota masyarakat, bergaul bersama secara aman dan damai. Sekarang, mari kita pelajari keragaman suku bangsa dan budaya di wilayah provinsi atau kabupaten. Kita akan mengambil contoh keragaman suku bangsa dan budaya di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian Indonesia. Banyak orang dari segala penjuru tanah air hijrah ke Jakarta. Mereka mengadu nasib di Ibu kota. Akhirnya, Jakarta menjadi kota padat penduduk. Pada tahun 2006 tercatat penduduk DKI Jakarta berjumlah 7.512.323. Warga Jakarta terdiri dari beragam suku bangsa. Mereka juga memiliki bermacam-macam kebudayaan. Mari kita pelajari bentuk-bentuk keragaman di Provinsi DKI Jakarta.

1. Keragaman Suku Bangsa di Provinsi DKI Jakarta
Pada awalnya, Jakarta dihuni oleh orang – orang Sunda, Jawa, Bali, Melayu, Maluku, dan beberapa suku lain. Selain itu, ada juga orang – orang Cina, Portugis, Belanda, Arab, dan India. Suku yang dianggap sebagai penduduk asli Jakarta adalah suku Betawi. Suku Betawi merupakan hasil perpaduan antaretnis dan bangsa di masa lalu. Saat ini, suku bangsa yang ada lebih banyak lagi. Jakarta menjadi miniatur Indonesia. Hampir semua suku bangsa yang ada di Indonesia kita jumpai di Jakarta. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2000, suku Jawa merupakan suku terbesar disusul suku Betawi, dan suku Sunda. Selain itu masih ada orang Aceh, Batak, Minang (Padang), Madura, Bali, Makasar, Flores, Ambon, dan lain – lain.

2. Keragaman Bahasa di Provinsi DKI Jakarta
Bahasa resmi yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Bahasa percakapan sehari – hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Bahasa daerah juga digunakan oleh kelompok penduduk yang berasal dari daerah lain. Misalnya saja bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Madura, bahasa Bugis, dan bahasa Tionghoa.


3. Keragaman Agama dan Kepercayaan di Provinsi DKI Jakarta
Agama yang dipeluk penduduk Jakarta cukup beragam. Berikut ini jumlah penganut agama berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000.
  • Penganut agama Islam (85,75 persen)
  • Kristen Protestan (6 persen),
  • Katolik (4,03 persen),
  • Budha (3,75 persen),
  • Hindu (0,13 persen).
Berbagai tempat peribadatan dijumpai di Jakarta. Antara lain masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng. Di Jakarta juga ada satu sinagoga. Sinagoga adalah tempat ibadah penganut agama Yahudi. Sinagoga itu digunakan oleh pekerja – pekerja asing yang menganut agama Yahudi.

  • Tari Topeng, Ondel – Ondel, Sambrah, Cokek, Doger dan Ogel, Sembah Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya.
  • Musik tanjidor, kroncong, gambus, rebana, dan gambang kromong.
  • Pertunjukan lenong, wayang sumedar, wayang senggol, da wayang dermuluk.
  • Lagu daerah Kicir – Kicir, Jali – Jali, Lenggang Kangkung, Burung Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, dan Cik Minah.
Selain itu, sering juga ditampilkan kesenian tradisional suku – suku lain. Misalnya, pertunjukan wayang kulit dan kuda lumping (Jawa), wayang golek (Sunda), dan barongsai (Tionghowa).
Bentuk – Bentuk Keragaman di Indonesia
Coba sekarang kamu perhatikan peta Indonesia berikut ini! Dapatkah kamu menghitung pulau – pulau yang ada di peta tersebut?

Sesungguhnya, banyak sekali pulau yang tidak tergambar dalam peta di atas. Negara kita terdiri dari ribuan pulau. Menurut catatan, di Indonesia terdapat 17.508 pulau. Sebanyak 11.808 pulau (67%) belum diketahui namanya. Jadi yang dikenal namanya baru 33% atau 5.700 pulau. Ada pulau yang besar dan ada juga yang kecil. Pulau – pulau itu membentang dari Sabang sampai Merauke. Karena itu, negara kita disebut negara kepulauan. Mengapa disebut negara kepulauan? Karena negara kita terdiri dari banyak pulau. Banyaknya jumlah pulau menjadi kekayaan bangsa Indonesia.
Akibat keadaan ini masyarakat Indonesia sangat beragam. Mari kita bahas bentuk – bentuk keragaman yang ada di tanah air kita.

1. Keragaman Suku Bangsa
Sekarang kita akan mengenal berbagai macam suku bangsa yang ada di lingkungan kita. Yang dimaksud dengan lingkungan kita di sini adalah tetangga – tetangga kita di rumah dan di sekolah. Kita mau belajar dari pengalaman Adi.  Adi adalah murid SD Nusa Bangsa. Ayah Adi bernama Pak Basuki. Ibunya bernama Ibu Dewi. Keluarga Adi tinggal di sebuah perumahan di Jakarta Selatan. Ayah dan ibu Adi berasal dari Yogyakarta. Jadi keluarga Adi adalah orang Jawa. Di perumahan itu, keluarga Adi tidak tinggal sendirian. Ada banyak keluarga lain tinggal di perumahan itu. Di sebelah kanan rumah Adi, tinggal keluarga Pak Simbolon. Di sebelah kiri rumah Adi, tinggal keluarga Pak Thomas Watimena. Di depan rumah Adi adalah rumah keluarga Pak Atep Sujana. Di sebelah rumah Pak Atep adalah rumah keluarga Pak Rojali. Di sebelah kiri rumah Pak Rojali adalah rumah Pak Nurdin Malarangeng. Di perumahan itu ada juga Pak Nyoman Ray Sukiartha, Pak Yoseph Ricardo Mandagi, Pak Liem Swie King, Pak Anton Belau, dan Pak Tengku Riyan. Ada juga tetangga Adi yang berasal dari India, namanya Pak Gandhi Kapoor. Mereka semua adalah tetangga – tetangga Adi. Dari nama-namanya, kita bisa menduga berasal dari suku apa tetangga – tetangga Adi. Pak Anton Simbolon berasal dari Sumatera Utara. Simbolon adalah salah satu nama marga suku Batak. Pak Samuel Watimena berasal dari Maluku. Pak Atep Sujana berasal dari Subang, Jawa Barat. Pak Rojali berasal dari Betawi. Pak Nurdin Malarangeng berasal dari Makasar, Sulawesi Selatan. Pak Nyoman Ray Sukiartha berasal dari Bali. Pak Yoseph Ricardo Mandagi berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Pak Liem Swie King berasal dari suku Tionghoa. Pak Anton Belau berasal dari Papua. Pak Tengku Riyan berasal dari Aceh. Meskipun dari berbagai suku bangsa, mereka hidup rukun sebagai tetangga. Mereka dapat bekerja sama dan saling membantu. Itulah pengalaman Adi tinggal bersama dengan tetangga – tetangga yang berasal dari berbagai macam suku bangsa.
Lingkungan tempat tinggal Adi mencerminkan keadaan bangsa kita. Bangsa kita terdiri dari bermacam – macam suku bangsa. Di Indonesia ini terdapat lebih dari 300 kelompok suku bangsa. Dalam satu pulau saja, ada berberapa suku bangsa. Dapatkah kamu menyebutkan suku – suku bangsa yang tinggal di Indonesia. Berikut ini contoh suku bangsa yang ada di Indonesia.
1.      Suku Bangsa Aceh
2.      Suku Bangsa Batak
3.      Suku Bangsa Minangkabau
4.      Suku Bangsa Melayu
5.      Suku Bangsa Kubu
6.      Suku Bangsa Betawi
7.      Suku Bangsa Sunda
8.      Suku Bangsa Banten
9.      Suku Bangsa Baduy
10. Suku Bangsa Jawa
11. Suku Bangsa Madura
12. Suku Bangsa Tengger
13. Suku Bangsa Bali
14. Suku Bangsa Sasak
15. Suku Bangsa Sumba
16. Suku Bangsa Bima
17. Suku Bangsa Manggarai
18. Suku Bangsa Bajawa
19. Suku Bangsa Ende
20. Suku Bangsa Rote
21. Suku Bangsa Dayak
22. Suku Bangsa Banjar
23. Suku Bangsa Minahasa
24. Suku Bangsa Bugis
25. Suku Bangsa Toraja
26. Suku Bangsa Ambon
27. Suku Bangsa Ternate
28. Suku Bangsa Papua
Suku – suku bangsa yang disebutkan di atas baru sebagian kecil saja. Masih banyak suku bangsa lain yang belum disebut. Coba kamu tambahkan sendiri nama – nama suku bangsa yang belum disebut di sini!

2. Keragaman Budaya
Kita sudah mempelajari keragaman suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa memiliki adat istiadat dan budaya sendiri. Budaya dan adat istiadat daerah dapat kita jumpai dalam hidup sehari – hari. Maka terbentuklah bermacam – macam adat istiadat dan budaya sendiri. Mari kita bahas bentuk – bentuk keragaman budaya bangsa Indonesia dalam aspek – aspek berikut.

a. Bahasa Daerah
Setiap suku bangsa mempunyai bahasa daerah yang khas. Ada bahasa Jawa, bahasa Minangkabau, bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Madura, dan sebagainya.
b. Adat Istiadatnya
Ada bermacam – macam adat istiadat. Contohnya upacara adat yang dipakai waktu orang menikah, waktu orang melahirkan, waktu orang meninggal, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kadang – kadang, upacara – upacara ini dipadukan dalam agama yang dianut masyarakat. Meskipun berbeda – beda, adat istiadat ini menunjukkan kekayaan budaya yang sangat indah yang dimiliki bangsa Indonesia. Bagaimana dengan adat istiadat di daerahmu? Coba ceritakan bagaimana upacara perkawinan atau kematian di daerahmu. Bagaimana masyarakat di daerahmu menyambut kelahiran bayi, menyelenggarakan upacara pemotongan rambut bayi, sunatan, dan sebagainya? Coba ceritakan semuanya ini kepada teman – temanmu.
c. Bentuk Rumah Adat


Bentuk rumah suku – suku bangsa yang ada di Indonesia juga bermacam – macam. Misalnya:
  • Rumah adat Sumatera Barat disebut Rumah Gadang.
  • Rumah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut Rumah Joglo.
  • Rumah adat Sulawesi Utara disebut Rumah Pewaris.
  • Rumah adat suku Toraja disebut Rumah Tongkanan.
  • Rumah Betang di Kalimantan Tengah.
  • Rumah Lobo di Sulawesi Tengah.
d. Kesenian Daerah
Ada bermacam-macam kesenian daerah, misalnya alat musik, tarian, lagu, dan seni pertunjukan. Berikut ini beberapa contoh alat musik daerah.
  • Alat musik Gamelan (Jawa).
  • Alat musik Kolintang (Minahasa).
  • Alat musik Calung dan Angklung (Jawa Barat).
  • Alat musik Sasando (Kupang).
  • Alat musik Gambang Kromong (Betawi). 
e. Pakaian Adat 

Selain fungsi utamanya sebagai penutup tubuh, pakaian juga menunjukkan budaya suatu daerah. Berbagai suku bangsa memiliki pakaian tradisionalnya sendiri.
f. Senjata Tradisional


Setiap daerah mempunyai senjata tradisionalnya sendiri – sendiri. Misalnya:
·         Badik, Golok, Trisula, Keris, dan Tombak sering dipakai orang Betawi
·         Rencong adalah senjata tradisional dari Aceh
·         Kujang adalah senjata tradisional dari Jawa Barat
·         Keris adalah senjata tradisional dari Jawa
g. Makanan Khas Daerah
·         Makanan khas orang Betawi antara lain Gado – gado, Ketoprak, Nasi Uduk, dan Kerak Telor.
·         Masyarakat Maluku memiliki makanan khas yang disebut Dabudabu Sesi.
·         Masyarakat Yogyakarta memiliki makanan khas yang disebut Gudeg.
·         Masyarakat Palembang memiliki makanan khas yang disebut Pempek.
·         Masyarakat Sumatera Barat memiliki makanan khas yang disebut Rendang.
h. Lagu – Lagu Daerah
Setiap daerah di nusantara ini memiliki berbagai lagu tradisional. Misalnya:
  • Gambang Suling dan Ilir – ilir dari Jawa Tengah.
  • Bubuy Bulan adalah lagu tradisional dari Jawa Barat.
  • Injit – injit Semut adalah lagu tradisional dari Jambi.
  • Sapu Tangan Bapuncu adalah lagu tradisional dari Kalimantan Selatan.
  • Soleram adalah lagu tradisional dari Riau.
  • Ampar – ampar Pisang dari Kalimantan Selatan.
  • Kalayar dan Tumpi Wayu dari Kalimantan Tengah.
  • Angin Mamiri dari Sulawesi Selatan.
  • Apuse dan Yamko Rambe Yamko dari Papua
  • Bungeng Jeumpa dari Nangroe Aceh Darussalam.
  • Burung Tentiana dan O Ulate dari Maluku.
  • Sinanggar Tulo dari Sumatera Utara.
  • Kicir-kicir dan Keroncong Kemayoran dari Jakarta.
3. Penyebab Keragaman Suku dan Budaya
Masyarakat kita adalah masyarakat yang majemuk. Disebut masyarakat majemuk karena masyarakat kita berasal dari berbagai macam suku, agama, ras, dan budaya. Di daerah kita, kita bisa menemukan beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia. Apa yang menyebabkan masyarakat menjadi masyarakat yang beragam? Masyarakat menjadi beragam karena orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia datang dan menetap di suatu tempat. Mereka membawa kebudayaan dan adat istiadat mereka ke tempat tinggal mereka yang baru. Hal-hal yang menyebabkan keragaman budaya di suatu daerah antara lain adalah:
1. Agama
Agama yang dianut warga masyarakat di antaranya adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Selain agama – agama ini, masih banyak lagi aliran kepercayaan.
2. Adat Istiadat
Karena masyarakat suatu daerah terdiri dari penduduk asli dan pendatang, maka adat istiadatnya pun beraneka macam.
3. Tingkat Pendidikan
Warga masyarakat ada yang lulusan Perguruan Tinggi, SLTA, SLTP, SD. Tetapi ada juga yang tidak sekolah. Akibatnya masih ada yang buta huruf.
4. Macam – Macam Jenis Pekerjaan
Ada orang yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang, pelaut, petani, buruh pabrik, pemulung. Tetapi ada juga yang pengangguran.

Pentingnya Menjaga Persatuan dalam Keberagaman
Kamu pernah menonton lomba panjat pinang, bukan? Lomba tersebut biasa diadakan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI. Kita bisa belajar arti persatuan dari lomba panjat pinang. Apa hikmah yang dapat kita petik? Berikut ini uraiannya. Peserta lomba akan mendapatkan hadiah jika bisa mencapai puncak. Namun, untuk mencapainya tidak mudah. Batang pinang sangat licin karena dilumuri minyak oli.
Peserta harus berjuang mati – matian untuk mendapatkan hadiah. Ini berarti untuk mencapai tujuan diperlukan perjuangan. Peserta lomba dibagi dalam beberapa kelompok. Anggota kelompok belum tentu dari golongan yang sama. Mungkin suku, agama, pekerjaan, dan RT mereka berbeda – beda. Tapi tujuan mereka sama, mencapai puncak dan mendapatkan hadiah. Bangsa Indonesia juga demikian. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa. Namun, bangsa Indonesia mempunyai tujuan yang sama. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur. Kelompok mana yang bisa memenangkan lomba panjat pinang? Biasanya kelompok yang bersatu dan bekerja sama. Mereka bersatu untuk mencapai puncak dan mendapatkan hadiah. Mereka bekerja sama dan mengatur peran. Dengan cara tersebut kelompok bisa mencapai puncak. Dari sana kita bisa mengerti arti penting persatuan. Dengan persatuan kita bisa kuat. Dengan persatuan dan kerja sama kita bisa mencapai tujuan. Ini sesuai dengan peribahasa “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Bangsa Indonesia juga bisa kuat dan jaya jika bersatu. Namun jika tidak bersatu, kita akan lemah. “Bhinneka Tunggal Ika”. Ingat semboyan itu?
Kita bisa menemukan semboyan itu di kaki burung Garuda Pancasila. Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara kita. Apa arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika? Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda – beda tetapi tetap satu. Mengapa semboyan itu dipilih oleh para pendiri negara kita? Semboyan itu sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia dari berbagai suku bangsa. Akan tetapi, bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan.

Menghargai Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Dalam Hidup Bermasyarakat
Seperti yang sudah kamu pelajari, masyarakat Indonesia sangat beragam. Ada banyak suku, bangsa, bahasa, adat istiadat, dan kesenian di Indonesia. Apakah karena perbedaan – perbedaan itu kita harus saling bermusuhan? Bagaimana seharusnya kita menyikapi semua bentuk keanekaragaman ini? Masih ingat lomba panjat pinang di depan. Apa yang terjadi jika kelompok yang ikut lomba tidak bersatu? Pasti mereka gagal mencapai tujuan, yakni kemenangan. Hadiah pasti tidak mereka terima. Sebagai bangsa yang beragam, kita juga harus bersatu. Dengan bersatu kita bisa mencapai tujuan. Tujuan yang ingin kita capai adalah masyarakat adil dan makmur. Kita ingin mencapai kesejahteraan hidup secara bersama. Bagaimana kita bisa bersatu sementara kita berbeda – beda? Kita bisa bersatu kalau kita saling menghargai. Kita juga harus berani menerima perbedaan. Bagaimana cara menghargai keragaman suku bangsa dan budaya? Caranya antara lain sebagai berikut.
  • Menerima dan menghargai suku, agama, budaya, dan adat istiadat orang lain.
  • Ikut memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya yang ada dalam masyarakat.
  • Melakukan dialog antarsuku, agama, dan golongan. Dialog ini dapat mengurangi rasa saling curiga dan permusuhan.
  • Tidak menganggap suku sendiri yang paling baik dan suku yang lain jelek.
  • Tidak meremehkan dan menghina adat istiadat, kebiasaan, dan hasil kesenian suku bangsa lain.
  • Menghormati suku, agama, budaya, dan adat istiadat orang lain.
  • Kalau menjadi pemimpin masyarakat, kita harus melindungi semua golongan yang ada dalam masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar